Rabu, 13 Agustus 2008

Rayonisasi Penerimaan Siswa Baru (PSB) SMAN Takengon Aceh Tengah


BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Permasalahan
Setiap awal tahun pelajaran sekolah sebagai penyelenggara pendidikan menerima siswa baru yang akan dididik di sekolah tersebut. Namun pada setiap penerimaan siswa baru selalu menimbulkan permasalahan.
Ada sekolah menerima siswa dengan cara menggunakan daftar nilai siswa yang didapatkan dari UKM untuk SD dan nilai hasil UN untuk SMP dan SMA. Dengan metode ini siswa yang diterima tidak dilihat dari mana asal sekolah atau tempat tinggalnya. Hal ini menyebabkan ada sekolah yang muridnya berlebihan dan ada yang tidak memenuhi target.
Sekolah yang banyak dipilih orang adalah sekolah favorite. Sekolah favorite dalam anggapan masyarakat, tentu punya parameter parameter yang menjadi kebutuhan masyarakat, parameter yang paling sederhana adalah sebuah sekolah dianggap favorite bila para alumni dari sekolah tersebut bisa melanjutkan pilihan pendidikannya pada sekolah yang dianggap bermutu, sarana prasarana sekolah yang ada memadai untuk proses pembelajaran putra putrinya, dan yang lebih fatal lagi bahwa sekolah favorit adalah sekolah yang ada ditengah kota atau sekolah yang dekat dengan tempat tempat favorit untuk memenuhi kebutuhan rekreatif siswa. Dengan demikian pilihan masyarakat terhadap suatu sekolah adalah pertimbangan rasional berdasar pada keinginan orang tua agar putra putrinya mendapatkan pendidikan yang layak dan bermutu. para orang tua akan memilih sekolah pavorite
Dampak dari sistem di atas ada dua. Pertama masyarakat yang tinggal di daerah sekolah favorite yang anaknya tidak mempunyai nilai baik tidak dapat bersekolah di tempat itu. Mau sekolah di tempat lain tidak mempunyai biaya transportasi. Akibatnya anak ini menjadi penonton orang besekolah di kampungnya sendiri. Pada dasarnya sekolah didirikan di suatu tempat adalah untuk melayani siswa yang tinggal di sekitar daerah tersebut.
Kedua, sekolah yang berada di pinggiran yang tidak mempunyai siswa karena masyarakat lebih memilih di sekolah yang menurut mereka favorite.
Untuk mengatasi permasalahan penerimaan siswa baru tersebut disamping pemerataan mutu pendidikan agar semua sekolah menjadi favorite adalah sistem penerimaan rayonisasi. Rayonisasi ini adalah untuk mepercepat pemerataan pendidikan. Dengan adanya rayonisasi, sekolah dikelompokkan berdasar kedekatan tempat siswa atau berdasarkan kedekatan asal sekolah siswa serta pembatasan siswa dari luar kota. Rayonisasi ini merupakan pembentukan sekolah kawasan sehingga tool yang cocok digunakan untuk membuat rayonisasi adalah dengan memanfaatkan teknologi komputer dengan perangkat lunak Sistim Informasi Geografis atau Geograpihcs Information System (GIS). Dengan perangkat ini dapat ditentukan layananan penerimaan siswa baru dengan rayonisasi untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Aceh Tengah.
2. Rumusan Permasalahan
Dari latar belakang permasalahan di atas, Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tengah perlu menetapkan sistem penerimaan siswa baru (PSB) terutama tingkat SMA. Sistem yang sesuai agar pemerataan pendidikan untuk masyarakat terpenuhi adalah rayonisasi. Dari sini maka timbul masalah :
Asal sekolah (SMP) manakah yang harus diterima menjadi siswa baru di SMAN X Takengon Kabupaten Aceh Tengah?

3. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah menentukan layanan penerimaan siswa baru Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Aceh Tengah
BAB II
PERENCANAAN SISTEM PENERIMAAN SISWA BARU SMA
DENGAN RAYONISASI DI KABUPATEN ACEH TENGAH

1.GAMBARAN UMUM KABUPATEN ACEH TENGAH

Kabupaten Aceh Tengah merupakan salah satu kabupaten dalam wilayah Provinsi Nangroe Aceh Darusalam (NAD) dengan luas wilayah 4.318,39 km2, terletak antara 950 15”40” sampai 050 57”50” Lintang Utara dan 950 15”40” sampai 970 20”25” Bujur Timur, dengan ketinggian bervariasi antara 200 meter sampai dengan 2.600 meter di atas permukaan laut.
Kabupaten Aceh Tengah berbatas dengan:
- Sebelah Utara dengan Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Bener Meriah
- Sebelah Selatan dengan Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Gayo Lues
- Sebelah Timur dengan Kabupaten Aceh Timur
- Sebelah Barat dengan Kabupaten Pidie dan Aceh Barat

Gambar 1. Peta Adminstrasi Kabupaten Aceh Tengah

Aceh Tengah terdiri dari 14 kecamatan, dimana kecamatan Bebesen memiliki jumlah penduduk yang paling banyak yaitu sebesar 33.800 dari 170.766 jiwa penduduk Aceh Tengah atau 19,79% dari total keseluruhan penduduk Aceh Tengah. Kemudian kecamatan Silih Nara 20.988 jiwa atau 12,29%, kecamtan Lut Tawar 18.162 jiwa atau 10,63 %, kecamatan Pegasing berjumlah 16.588 atau 9,71 %. Sedangkan kecamatan yang jumlah penduduk kecil yaitu kecamatan Rusip Antara dengan Jumlah penduduk 5.879 atau 3,44 %. Jumlah penduduk disetiap kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Tengah dapat dilihat pada table berikut:


Untuk jumlah prasarana pendidkan khususnya prasarana Sekolah Menengah Pertama (SMP) berjumlah 26 unit yang tersebar di daerah kabupaten Aceh Tengah. Sedangkan untuk tingkat Sekolah Menengah Umum (SMU) berjumlah sebanyak 12 unit sekolah. Jumlah prasarana pendidikan secara keseluruhan yang ada dikabupaten Aceh Tengah dapat dilihat pada tabel berikut ini.


Dilihat dari jumlah penduduk dan luas daerah menurut kecamatan serta jumlah prasarana pendidikan untuk tingkat SMP dan SMA. Kecamatan yang memiliki wilayah yang paling luas adalah kecamatan Linge dengan luas daerah 2.075,28 Km atau 48,05 % dari luas keseluruhan wilayah daerah kabupaten aceh tengah yaitu 4.318,39 Km. sedangkan jumlah penduduk kecamatan Linge berjumlah 8.228 jiwa atau 4,81 % dari jumlah keseluruhan penduduk Kabupaten Aceh Tengah yakni 170.766 jiwa. Dikecamatan Linge hanya memiliki 2 (dua) unit prasarana Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan tidak memiliki sekolah tingkat menengah atas (SMA). Hal ini dikarenakan sebaran penduduk yang tidak merata dan bukan sebagai daerah pusat kegiatan serta letak wilayah yang masih sulit dijangkau karena minimnya infrastruktur yang tersedia baik itu prasarana jalan dan sarana transportasi. Untuk kecamatan yang memiliki tingkat jumlah penduduk yang paling tinggi adalah kecamatan Bebesen dengan jumlah penduduk 33.800 jiwa (19,79%) dan terdapat 2 (dua) unit SMP, 2 (dua) unit SMA dengan luas wilayah 47,19 Km (1,09%) dari luas keseluruhan wilayah Kabupaten Aceh Tengah. Dari seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Tengah yang tidak memiliki sekolah Menengah Atas (SMA) adalah kecamatan Linge, Bies, Kute Panang dan kecamatan Rusip Antara. Untuk lebih jelas jumlah penduduk, luas daerah, dan jumlah prasarana pendidikan SMP dan SMA dapat dilihat pada tabel berikut:




2. SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
2.1. Pengertian Sistem Informasi Perencanaan
Perencanaan sistem penerimaan siswa baru SMA dengan cara rayonisasi menggunakan sebuah sistem yang dinamakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Sistem Informasi Geografis adalah sebuah sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memangggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya (Sujaka Yunfiter dalam http://soejaka.wordpress.com/2007/05/04/sig-sisitem-informasi-geografis/)
Definisi lain menyebutkan bahwa Sistem Informasi Geografis adalah sebuah alat bantu manajemen berupa informasi berbantuan komputer yang terkait erat dengan system pemetaan dan analisis terhadap segala sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi (http:// www.scomptec.co.id/scmapgis.htm).
Dari dua difinisi di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa tiga kata yang menjadi kunci. Pertama kata sistem, kata ini merupakan alat pemerosesan data yang menggunakan komputer yang mengolah sekumpulan obyek, ide, berikut saling terkait (inter-relasi) dalam mencapai tujuan. Kedua kata informasi, informasi adalah data yang telah diolah bentuk menjadi lebih berarti dan berguna bagi pemakainya dalam mengambil keputsan saat ini dan mendatang. Ketiga kata geografis, geografis adalah yang berkaitan dengan geografi.
Dengan demikian SIG merupakan teknologi yang mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis database dan dianalisis serta memvisualisasikan data geografis melalui gambar peta. Jadi bila dikaitkan sistem informasi perencanaan (SIP) dengan SIG adalah SIG menghasilkan informasi geografis yang merepresentasikan fakta-fakta dari kondisi fisik maupun sosial ekonomi yang ada di permukaan bumi kemudian data tersebut digunakan SIP menjadi databasenya.

2.2. Proses Perancangan Sistem Informasi
Aplikasi Perancangan SIG Penerimaan Siswa baru SMA di Kabupaten Aceh Tengah menyajikan informasi data spasial dan non spasial tentang SMA di Kabupaten Aceh Tengah kepada lulusan SMP di Kabupaten Aceh Tengah sebagai penggunanya. Informasi data spasial dipresentasikan dalam bentuk grafis, sedangkan informasi atribut dari spasial dipresentasikan dalam bentuk tabel. Berikut merupakan tahapan dalam pembuatan sistem aplikasi Perancangan SIG Penerimaan Siswa baru SMA di Kabupaten Aceh Tengah.

1. Mengumpulkan data tentang SMP dan SMA di Kabupaten Aceh Tengah
2. Menganalisa data dan merancang aplikasi
3. Mendigitasi data-data spasial yang didapat, dan memasukan data-data non spasial ke dalam tabel-tabel
4. Memodifikasi tampilan antar muka menggunakan script avenue
Pembuatan system aplikasi ini dapat dilihat dalam diagram alur berikut :

Gambar 2. Diagram Sistem Perencanaan Pembuatan Aplikasi

Sehubungan dengan penulis tidak mempunyai softwear peta kabupaten Aceh tengah, maka tahapan yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi ini yang diturunkan dari diagram di atas adalah : Peta dalam bentuk jpeg diinput ke computer, lalu didigitasi dan disimpan dengan ekstensien .shp. Bila peta sudah didigitasi, secara otomatis Arc View akan menampilkan atribut dasar peta dalam bentuk tabel berisi shape dan id peta. Selain peta dapat juga ditambahkan data-data nonspasial lain berupa teks / angka yang juga akan dimasukkan ke dalam tabel. Data-data spasial dan non spasial yang sudah diolah di dalam area Arc View menghasilkan tampilan SIG yang dapat dikomunikasikan kepada pengguna.

Di bawah ini akan dijelaskan mengenai model sistem informasi rayonisasi penerimaan siswa baru SMA, tahapan teknis dalam pengerjaan model sistem informasi rayonisasi penerimaan siswa baru SMA, dan print out hasil rayonisasi penerimaan siswa baru SMA. Hal ini dilakukan agar mempermudah dalam memilih rayonisasi penerimaan siswa baru SMA. Untuk menunjang pembuatan laporan ini dibutuhkan beberapa data untuk sistem informasi rayonisasi penerimaan siswa baru SMA di Kabupaten Aceh Tengah adalah sebagai berikut:
- Lokasi SMA Eksisting
- Data Lokasi SMP Eksisting

Semua data di atas akan di bangun dalam bentuk vektor dengan menggunakan geoprocessing, sehingga diperoleh masing-masing peta dari setiap data. Peta tersebut akan di overlay dengan peta-peta pendukung lainnya. sehingga diperoleh hasil analisis berupa rayonisasi penerimaan siswa baru SMA
Untuk merancang Sistem Informasi tersebut dibutuhkan diagram alur suatu permodelan yang berguna untuk mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menghasilkan suatu sistem informasi. Di bawah ini diagram alur yang digunakan untuk menghasilkan informasi dalam bentuk peta pelayanan penerimaan siswa baru SMA di Kabupaten Aceh Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Gambar 3. Diagram Model Sistem Informasi


2.3. Kreteria Data Input
Sekolah Eksisting
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007, jarak lokasi sekolah dapat ditempuh peserta didik dengan jalan kaki maksimum berjarak:
- SD/MI : 3000 m atau 3 km melalui lintasan yang tidak
membahayakan
- SMP/MTs : 6000 m atau 6 km melalui lintasan yang tidak
membahayakan
- SMA/MAN/SMK : tidak secara jelas berapa jarak tempuh yang
diatur, namun dalam 1 kecamatan minimum
harus disediakan satu unit Sekolah
Menengah.
Selanjutnya dalam Permendiknas No 24 tahun 2007 tersebut, menyebutkan bahwa standar jumlah penduduk untuk tiap kebutuhan atau penambahan satu sekolah adalah sebagai berikut;
- 1 SD/MI dibangun untuk melayani setiap 2000 jiwa, atau minimum satu desa/kelurahan satu SD/MI, dan 1000 jiwa pada daerah terpencil)
- 1 SMP/MTs : setidaknya melayani 3 SD
- 1 SMA : setidaknya melayani 3 SMP/MTs

Dari Permendiknas di atas tidak ada mengatur tentang jarak suatu lokasi SMA. Kemudian satu SMA dapat melayani setidaknya 3 SMP. Dengan demikian kerteria data input dalam perancanagan system informasi penerimaan siswa baru SMA di Kabupaten Aceh Tengah adalah:
- Satu SMA dapat melayani beberapa SMP
- Tamatan SMP dapat masuk ke SMA yang paling dekat dengan asal sekolahnya.
Sedangkan Jumlah Prsarana SMP dan SMA eksisting dapat dilihat pada tabel. 3.



3. LANGKAH-LANGKAH PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN SISWA BARU SMA
Dari gambar 2 dan 3 di atas dapat dilaksanakan langkah-langkah perancangan system informasi sebagai berikut :

3.1. Digitasi Peta (langkah ini diabaikan kalau sudah ada peta dalam bentuk softwear)
Langkah 1. Digitasi Peta
Peta Kabupaten Aceh Tengah dalam bentuk Jpeg diinput kekomputer kemudian didigitasi dan hasilnya seperti gambar berikut:

Gambar 4. Digitasi Peta

Langkah 2. Peta digitasi ditambahkan atributnya dan hasil petanya sebagai berikut :

Gambar 5. Peta Administrasi Kab.Aceh Tengah Hasil Digitasi

3.2. Tahapan Teknis Pengerjaan Sistem Informasi

Ada beberapa tahapan dalam pembentukan sistem informasi rayonisasi penerimaan siswa baru SMA di Kabupaten Aceh Tengah seperti berikut ini:
- Pertama, pengumpulan data-data kriteria input meliputi peta SMA dan SMP eksisting.
- Kedua, tahap analisis , meliputi proses buffering terhadap peta lokasi SMA dengan SMP yang akan menghasilkan rayonisasi penerimaan siswa baru SMA dari beberapa SMP
- Ketiga adalah output, dari hasil buffering SMA eksisting terhadap SMP eksisting akan menghasilkan peta rayonisasi penerimaan siswa baru SMA di Kabupaten Aceh Tengah.
1. Pengumpulan data-data kriteria input
a. Peta SMP eksisting
Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi lokasi SMP eksisting yang ada di Kabupaten Aceh Tengah

Gambar 6. Peta SMP Eksisting

b. Peta SMA eksisting
Langkah selanjutnya adalah menidentifikasi lokasi SMA eksisting yang ada di Kabupaten Aceh Tengah.

Gambar 7 Peta Eksisiting SMA

2. Analisis
Untuk menganalisa peta di atas, maka dibawah ini ditampilkan peta SMP dan SMA eksisting :

Gambar 8. Peta SMP dan SMA Eksisting


Peta gabungan SMP dan SMA eksisting dilakukan buffer untuk melihat rayon dari sekolah tersebut. Untuk menentukan rayon dari sekolah yang ada dapat dilakukan dengan langkah :
a) Aktifkan menu Buffer Wizard pada extension


Kemudian buka peta Gabungan SMA dan SMP Eksisting

Untuk membuat peta buffer SMA dengan peta SMP dengan langkah berikut: Memilih theme yang akan dioverlay, dalam hal ini yaitu rayonisasi sekolah SMA dengan buffer SMP.



menggunakan menu create buffer dari pulldown theme



Selanjutnya menentukan jarak buffer, ini bergantung SMAnya


Klin Next, pilih directory penyimpanan kemudian finish dan akan menghasilkan peta seperti berikut ini :


Dengan demikian dapat dilihat dari hasil buffer tersebut peta dibawah ini:

Dalam rayonisasi di atas SMPN 8 dan 24 Takengon tidak masuk rayon, disamping jumlah siswanya sedikit dan juga daerahnya jauh dan terpencil diberikan dispensasi kemana saja bisa diterima.dan atau pemeritah harus membangun SMA baru.

3.3. Rancagan Tampilan Sistem Informasi
Tampilan system informasi menggunakan aplikasi ArcView dengan rancangan tampilan sebagai berikut :



BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dengan melalui proses digitasi peta dan identifikasi kebutuhan data, ketersediaan data pendukung, pengumpulan dan analisis data maka dengan software dan hardware Sistem Informasi Geografis telah dapat dilakukan analisis rayonisasi penerimaan siswa baru SMA di Kabupaten Aceh Tengah. SIG sebagai software dalam sistem informasi telah dapat membantu proses analisa spasial dengan akurat dan cepat.
Setelah dilakukan analisis berdasarkan kriteria input yang setiap sekolah berbeda-beda maka dapat ditentukan rayon SMA yang berasal dari sekolah SMP yang terdekat di Kabupaten Aceh Tengah. Dalam tulisan ini SMPN 8 dan 24 Takengon yang terletak di Kecamatan Linge tidak dimasukan disamping karena jumlah siswanya sedikit dan juga daerahnya jauh dan terpencil..

1. SARAN
- Untuk SMPN 8 dan 24 Takengon agar Dinas Pendidikan memberikan dispensasi ke sekolah mana saja bisa diterima dan atau pemeritah harus membangun SMA baru di Kecamatan Linge.

DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tengah.2007. Renstra Pendidikan Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2006/2007. Aceh Tengah
Bappeda Kabupaten Aceh Tengah.2007. Peta JPEG Kabupaten Aceh Tengah.
BPS Kabupaten Aceh Tengah, 2006. Aceh Tengah Dalam Angka. Aceh Tengah.
Prahasta, Eddy. 2004. Sistem Informasi Geografis. Informatika, Bandung.
Prahasta, E., 2005. Sistem Informasi Geografis (Konsep-Konsep Dasar), Bandung: CV. Informatika.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007. Departemen Pendidikan Nasional
http://soejaka.wordpress.com/2007/05/04/sig-sisitem-informasi-geografis/

http:// www.scomptec.co.id/scmapgis.htm